
Suatu ketika, keluarga Laila mengadakan pesta. Semua warga diundang. Kecuali Qais, tetapi Qais tetap datang.
Saat sampai di pesta rumahnya Laila. Qais bertanya-tanya ‘Lah Kok pada ngantri?’ Lalu, Qais pun ikut mengantri makanan, antriannya panjang, tapi Qais senang, karena itu Qais bisa memandang Laila yang sedang membagi-bagikan makanan.
Setelah mengantri lama, tiba Qais yang mengambil piring. Kemudian Laila tiba-tiba memecahkan piring Qais. Orang-orang yang berada di pesta menertawakan Qais. Mereka menganggap Qais telah dipermalukan oleh Laila. Orang-orang menganggap Laila sudah sadar. Tapi kata orang yang menertawakan bingung, kenapa Qais malah tertawa setelah dipermalukan Laila dihadapan banyak orang? Kemudian ditanyalah Qais
“Hey Qais mengapa kamu tertawa setelah dipermalukan oleh Laila?”
Qais tertawa
“Kamu salah paham, Laila memecahkan piring aku itu karena Laila ingin aku mengantri lagi. Dengan itu aku dan Laila bisa bertatap-tatapan lebih lama dan lebih dekat lagi, mengobati rasa rinduku kepada Laila.”
***
Inilah rahasianya.
Qais sangat tahu betul sekali Laila. Karena rasa cintanya kepada Laila, ia tahu rahasianya mengapa tertawa melihat Laila yang malah memecahkan piringnya dan mengantri lagi.
Cerita Laila Majnun ini bisa kita hubungkan dengan cinta Ilahi kepada hambanya.
Mengapa Allah selalu memberikan ujian-ujian kepada hamba-Nya? Karena agar Ia bisa lebih dekat dengan hamba-Nya yang. Mengapa Allah lama sekali mengabulkan doa-doa kita? Karena Allah ingin mendengar suara setiap untaian doa kita. Ingin mendengar suara merdu hambanya yang berdzikir memuji asma-Nya. Allah sangat rindu itu. Rindu sekali.
Tidak semua yang terlihat buruk, maka itu buruk. Kita menilai itu buruk karena tidak tahu rahasianya, kita salah paham mengartikan. Rahasia dari rasa cinta Tuhan kepada hamba-Nya seperti rasa cinta Laila kepada Qais.
Terimakasih untuk Dr. Fahruddin Faiz, M. Ag yang membuat saya menulis ulang nasihat bapak.