Author Archives: nurulfatimah701@gmail.com

Cerpen: Rencana-Nya Tidak Seperti Rencanaku.

Nyatanya aku masih bisa melanjutkan mimpiku walaupun di jalan yang berbeda.

Awal perjalanan mimpiku berawal dari selembar kertas hasil psikotes IQ pada tahun 2016 seharga 70rb. Di kertas itu tercetak tebal angka 105 plus disampingnya tercoret kata non eksakta garis miring eksakta yang di garis bawahi menandakan bahwa aku mempunyai kemampuan di eksakta.

Waktu itu belum mengerti maksud dari kertas psikotes itu, kata orang sih itu adalah hasil perhitungan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Aku percaya saja, tidak ada lagi yang bisa memberikan penjelasan khusus. Tapi aku mempunyai tujuan setelah tau bahwa aku mempunyai kemampuan di bidang eksakta.

Lulus sekolah menengah pertama, aku memilih sekolah menengah atas. Teman-teman lebih banyak memilih sekolah kejuruan, pas ditanya kenapa mereka jawabnya, “biar bisa punya uang sendiri, langsung kerja”, alasan yang logis, wajar saja di umur-umur enambelas tahun. Banyak mimpi-mimpi yang tertanam di benak mereka, mimpi-mimpi yang kelak akan memperbaiki taraf hidup yang tadinya sulit menjadi mudah. Aku diterima di sekolah menengah atas pilihan pertama, lewat jalur yang membuat sedikit beruntung dari yang lain. Ternyata pecicilan waktu kelas delapan dulu membuahkan hasil dari kejuaraan karate yang aku ikuti. Di akhir seleksi walaupun lulus, aku mendapati posisi dua dari yang terakhir menandakan bahwa nilaiku sangat pas-pas an dan Allah memberikan jalan terbaik-Nya.

Masa SMA, masa menyenangkan bagiku juga pasti bagi kalian. Bagaimana tidak, di umur ambang antara remaja dan dewasa membuat sebuah cerita yang akan dikenang suatu saat. Cerita-cerita kenakalan yang luar biasa akan diceritakan ulang sambil menyungging senyum mengingatnya.

Begitu juga awal masuk SMA. Aku memilih penjuruan bidang IPA. Aku masih percaya kepada sertifikat tes IQ itu, padahal aku sendiri masih tidak paham dengan kemampuan saat itu. Aku belum menemukan passion, aku tidak tau. Yang aku tahu adalah hobi. Hobiku olahraga. Mengikuti salah satu ekstrakurikuler olahraga adalah wajib hukumnya. Hanya itu.

Aku menuruti aliran air yang sedang mengalir di pipa yang bernama IPA. Awalnya kesusahan, aku memutuskan mengikuti les tambahan. Untungnya, itu sedikit membantu. Tapi aku masih saja kesulitan, faktanya aku tidak bisa menginprovisasi rumus-rumus dasar dalam fisika. Aku selalu terpaut kepada satu rumus. Merasa aneh, teman-teman dekatku dengan mudah berkolaborasi dengan rumus dasar seperti mengaransemen lagu, mudah sekali. Tapi bagiku itu sulit, sangat sulit.

Akhir SMA, aku mempersiapkan pendaftaran ke perguruan tinggi. Di awal bulan maret aku sudah mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi. Biayanya tidak murah, dan aku harus merelakan uang tabungan untuk demi satu tujuan, ‘bisa kuliah di jurusan yang aku mau’. Tidak ikut acara perpisahan memang sedih, karena aku tidak mempunyai uang lagi untuk biaya perpisahan, aku berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Bulan Maret 2019, waktu itu seluruh kelas duabelas masih santai, ujian masih lama. Tapi aku sudah berjuang, merelakan waktu nongkrong untuk les tambahan. Aku merasa tidak yakin, aku masih kesulitan dalam mengisi soal, tapi bagaimana lagi, aku sudah menentukan akan lulus di perguruan tinggi lebih awal, biar Allah yang menentukan akhirnya seperti apa.

Aku tidak lulus seleksi di salah satu perguruan tinggi di Semarang. Politeknik Negeri Semarang. Kekecewaan mengalir di sela sela urat nadiku. Aku menghabiskan uang demi tidak ikut acara perpisahan untuk beberapa kertas bekas ujian seleksi sepulang dari Semarang. Aku berusaha lagi, mengikuti seleksi AKA Bogor, Poltekkes Jakarta II, PSSB Vokasi Universitas Dipenogoro, PMDK-PN, dan SNMPTN tapi semuanya tidak ada yang lolos. Kejadian itu waktu aku rasakan saat UNBK berlangsung. Semua itu karena aku ingin menjadi seorang teknisi. Itu cita-cita ku. Tapi ternyata Allah berkehendak lain

Hari kedua UNBK, tidak semangat mengerjakan soal-soal. Untungnya, tidak ada pekerjaan membulat-bulatkan option jawaban di lembar kertas, membuat jenuh, jaman sudah canggih. Aku tidak tahu kalau pengumuman SPAN-PTKIN waktu itu, aku tahu saat teman-teman memberitahu, saling mendoakan semoga lulus di jurusan yang di pilih. Aku merasa tidak ada rasa deg-deg an menunggu pengumuman walaupun sudah ditolak berapa kali. Aku merasakan aku tidak akan lolos, waktu pemilihan jurusan, aku asal saja memilihnya, setengah hati, tidak semangat.

Aku mengambil fisika sebagai mata pelajaran penjurusan. Bukan karena aku bisa mengerjakan semua soal-soal yang penuh dengan rumus. Nyatanya, aku lari dari ketidakmampuan di bidang Biologi dan Kimia dengan mengambil fisika. Sebuah keputusan ceroboh hanya karena aku malas membaca buku Biologi. Keputusan yang aku sesali nantinya.

Sepulang dari rumah, aku membuka pengumuman, dan nyatanya di depan mataku sambil menatap layar hijau putih bertuliskan ‘Anda Lulus seleksi di jurusan Hukum Keluarga UIN Sunan Gunung djati Bandung’ aku tidak percaya. Aku tidak tahu ini jurusan apa, teman teman juga tidak tahu. Teman teman yang ikut jalur ini tidak ada yang berhasil lolos kecuali aku. Aneh sekali rasanya.

Ada rumor katanya, ditempat aku diterima kuliah kalau mau lulus harus hafal 30 juz Al-Qur’an. Aku yang dasarnya tidak pernah mengaji, hanya tadarus di rumah membuat, aku takut sekali jangan-jangan kalau sampai aku kuliah di situ aku akan menjadi mahasiswa abadi. Aku memutuskan untuk mencari perguruan lain.

Tetap saja aku tidak lolos di perguruan tinggi lain. Aku pasrah tidak bisa berbuat apa apa lagi. Orang tuaku juga setuju setuju saja jika aku kuliah di UIN bahkan guru BK menyuruhku mengambilnya. Aku menyerah karena tidak ada satupun yang mau menerimaku selain UIN. Aku pasrahkan semua apa yang terjadi. Akhirnya aku memilih UIN, pilihan yang akan membawaku ke titik cahaya yang sedikit lebih terang. Jalan menuju kebaikan yang tak terkira. Jalan menuju menemukan passion yang ada di dalam diriku.

Sampai pada awal semester pertama kuliah, aku lebih banyak berdiam di kelas, menyimak dosen menjelaskan, dan sering mengernyitkan dahi. Banyak sekali hal-hal yang baru dalam hidupku. Banyak sekali sesuatu yang baru aku ketahui. Di jurusan ini, jurusan yang sama sekali tidak aku kehendaki, aku mencoba beratahan dan berusaha menyetarainya. Tapi sepertinya belum cukup bisa, ibarat aku seperti anak kelas 1 ibtidaiyah. Yang aku pelajari semuanya baru, bekas-bekas pelajaran SMA semua tidak ada. Jurusan ini lebih ke IPS sedangkan aku IPA. Sama sekali berbeda, sangat berbeda.

Beruntungnya, aku tinggal di asrama milik UIN. Banyak sekali membantu di dalam perkuliahan. Aku mencoba menyesuaikan. Memang di awal semester aku mahasiswa pasif belum mengikuti organisasi apapun, bagiku memilih dengan akal sehat dengan menunggu setahun lagi sangat membantu untuk penyesuaian cara belajar kuliahku.

Di asrama aku mempunyai banyak teman dan ilmu baru. Aku merasa penampilanku harus dirubah. Kerudung yang aku pakai tipis, teman satu kamarku menyuruh untuk mengganti kerudung. Gerah memang, tapi bagaimana lagi, aku merasakan beda sekali. Lingkungan ini menyuruhku untuk berpakaian lebih tertutup. Aku merubah semuanya. Dulu aku tidak pernah dikerudung sama sekali, hanya sekolah saja. Sekarang semenjak itu aku lebih sering berkerudung karena tuntutan. Aku lebih sering memakai rok karena paksaan. Aku lebih sering mengaji dan belajar agama karena paksaan dari asrama. Tapi semua itu ternyata rahasia Allah yang menginginkan aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semua keterpaksaan tuntutan menjadi mendarah daging dalam kebiasaan sehari-hari. Aku bersyukur, aku diberikan hidayah walaupun terlambat. Aku merasa menyesal tidak mempelajari ilmu agama. Aku merasa menyesal dulu tidak sungguh-sungguh dalam belajar, banyak kesalahan yang membuatku gagal pada waktu itu.

Semua rumor-rumor temanku salah. Kuliah yang sedang aku jalani tidak seperti dibayangkan.

Aku mencoba menata ulang life mapping hidupku. Aku merencanakan banyak rencana. Aku akan terus berusaha selagi di jalan yang benar. Persoalan suka atau tidak suka di jurusan yang aku tempuh, itu persoalan nanti.

Perasaan suka dan cinta akan timbul jika terbiasa. Aku mencoba terbiasa dengan semua hal yang baru.

***

Waktu berjalan dengan cepat. Setahun ini aku telah menemukan passion. Aku lebih sering menulis ketimbang bermain musik atau berolahraga. Menulis membuat imajinasi bertambah. Dengan membaca wawasanku terbuka sangat luasnya. Banyak sekali pemahaman yang baru aku ketahui. Subhanallah walhamdulillah wa laa ilahailallah wallahuakbar wa laa hawla wa laa quwwata illa billahilaliiladzim.

Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha, hasil akhir baik atau buruk semua diluar kehendak, hanya Dia satu-satunya termpat berpasrah.

Cikampek,16 April 2020

Cerpen Mini: Menembus Nikmat-Nya.

Pagi yang indah. Mentari pagi hangat menyinari kamar asrama putri milik universitas islam. Suara burung hinggap terbang menambah suana pagi hari yang teduh nan indah. Tapi untuk ukuran keindahan nuansa pagi hari ini khusus untuk dinikmati oleh orang-orang yang sudah mandi pagi sebelum sholat subuh, sudah berdzikir pagi, setelah itu sholat dhuha empat rakaat. Sungguh indah alam ciptaanmu ya Rabb. Kalian hanya bisa menikmati jika kriterianya sudah memenuhi seperti yang di atas. Jika kalian pagi-pagi setelah shalat subuh langsung tidur lagi untuk melanjutkan mimpi jangan harap bisa menikmati nuansa yang hanya dirasakan oleh orang-orang terpilih (ciee terpilih). Jika kalian pagi-pagi sudah tidur, boro-boro mau mandi pun malas. Genap sudah kosong tujuan kalian di hari itu. Pada masanya umur-umur produktif ukuran anak kuliah semester dua itu adalah masa-masa yang labil. Ada saja sebagian orang yang tersdarkan oleh akal sehat bukan rasa malas dan nafsunya menjadi hari-hari di umur delapan belas sembilan belasan menjadi sebuah tanjakan menuju impian yang diraih. Tetapi kebanyakan, di umur yang begitu cukup sekali untuk produkti malah digunakan untuk bermalas-malasan.

Seperti suasana kamarku yang berisi tiga orang perempuan. Kalian jangan pernah menjudge anak laki-laki itu pemalas. Bahkan anak perempuan pun sama. Setelah shalat subuh berjamaah mereka terlelap nyenyak sekali. Di dalam kamar tidur itu hanya aku yang terjaga. Kalian tahu bagaimana susahnya membuat tubuh kalian terjaga dari rasa malah yang hinggap di badan kalian. Tidak lebih tidak kurang mirip seperti Patrick Star di serial animasi Spongebob Square Pants. Badan seperti tidak punya tulang yang fungsinya sebagai penopang tubuh. Dan hidupnya di abdikan untuk sebuah visi misi yang sangat konyol dan walaupun mempunyai tujuan, yaitu rebahan. Kau rebahan ini lah yang menganut ideologi Hedonisme yang dibuat oleh orang Yunani terdahulu. Orang Yunani itu beranggapan bahwa tujuan hidup itu hanya untuk kenikmatan sementara. Itu adalah argumen terjitu yang dikeluarkan anak kaum rebahan yang sangat ini malasnya sudah menjadi kerjaan dari seribu menteri di kepalanya. Sudah mengakar ke hatinya bahwa rebahan adalah suatu yang wajib dilakukan setelah shalat subuh berjamaah. Entah setan dengan genus mana yang memang sangat berat rasanya jika sehabis shalat subuh berjamaah rasa kantuk menyerang sangat kuat dan akhirnya tertidur pulas dalam kondisi apapun.

Penyakit tidur ala anak asrama pesantren hanya bisa disembuhkan dengan kebiasaan. Minimal sebulan melakukan kebiasaan seperti bangun pada jam 3 subuh, mandi, lalu shalat tahajud, setelah itu ngopi santai sambil menunggu adzan subuh berkumandang ditemani dengan nikmatnya santapan literasi dari buku-buku. Kegiatan itu membuat kita sedikit terputus dari rasa malas untuk berkegiatan mengawali aktifitas di pagi hari. Setelah itu masih ada lagi tantangan. Kadang, setelah shalat subuh subuh langsung menyergap, berjalan dan menjar ke saraf otak lalu memberi perintah “tidur aja, masih subuh ini kok?”, entah setan apa yang sangat lihai dalam menggoda itu sangat ahli dalam merayu, dan akhirnya untuk orang yang tidak kuat menahan kantuk akhirnya tertidur, dan bangun tepat jam 8 pagi.

Itulahh yang sering aku alami sejak tinggal di asrama kampus islam yang terletak di Kota Bandung. Bagiku pemandangan itu sudah biasa, bahkan lazim untuk anak santri yang memang dari malam bergadang untuk mencari ilmu bersama gurunya. Tapi, kebiasaan itu tidak bagus dan sangat harus dihindarkan bagaimanapun caranya. Awal pagi hari aku memutuskan untuk berkeliling kampus yang masih sepi nan sejuk itu. Letak asrama memang terdapat di dalam kampus, jadi masalah transportasi walaupun jarak gedung kuliah dari asrama jauh mau tidak mau yang tidak punya kendaraan pribadi harus berjalan ke atas karena dataran tinggi dan menempuh kurang lebih 3 kilometer. Walaupun setiap hari seperti itu, selalu ada kenikmatan Tuhan yang selalu diberikan kepada setiap hambanya yang mempunyai tujuan baik, yaitu mencari ilmu. Mereka merantau jauh menyebrangi pulau hanya untuk mencari ilmu di Kota Bandung yang padahal jika ditelusuri ditanya satu-satu asal tempat daerah tinggalnya mereka mempunyai kampus yang jauh lebih baik dibanding kampus ini. Ah, memang selalu ada saja alasan, dan memang alasan itu sudah di setting sedekimian rupa membentuk suatu naskah yang disimpan rapat-rapat penuh misteri di Lauf Mahfudz.

Bandung, 24 Maret 2020

Masa Lalu yang Buruk Tidak Selamanya Buruk: Berdamai Dengan Masa Lalu.

Semua tentang masa lalu yang sering terus dilupakan.

Semua pasti punya kenangan, entah itu baik ataukah buru. Kenangan baik akan selalu terekam di otak kita, akan selalu diingat, bahkan saking baiknya kita ceritakan. Tapi, bagaimana dengan kenangan buruk? Apakah kalian dengan begitu saja melupakan kenangan buruk. Apakah kalian harus membuang jauh-jauh kenangan buruk? Kalau, ya jawabannya. Ini sebenarnya bukan sebuah artikel, tapi ini adalah adalah new experience tentang kenangan burukku yang baru hari ini sudah aku temukan semua jawabannya. Semua jawabannya…

Aku akan menjawabnya dengan beberapa kenangan buruk yang berusaha aku lupakan, tapi nyatanya sama sekali tidak bisa dilupakan.

Pada saat itu, aku pernah mempunyai perasaan suka kepada seseorang. Apalah aku hanya seorang perempuan, untuk mengungkapkan perasaan suka merupakan hal yang sangat mustahil dilakukan.

Aku bukan perempuan yang gampang saja suka sama seseorang. Perasaan itu timbul begitu saja ternyata karena aku terbiasa bersamanya. Aku selalu disatukan dalam satu kelompok yang sama dalam beberapa mata pelajaran. Dalam kelompok, menjadi seorang pemimpin walaupun hanya dalam lingkup yang kecil yang terdiri dari beberapa orang adalah hal yang sulit bagiku. Aku mempunyai perasaan tenggang rasa, disaat orang lain tidak bisa mengerjakan, aku akan mengerjakannya. Walaupun aku bukan seorang leader tapi aku sebagai anggota kelompok harus menemukan solusi penyelesaiannya, yaitu dengan aku mengerjakan tugas yang bukan tugasku. Mengerjakan sampai larut, tetapi demi kelancaran kelompok aku akan lakukan apapun itu, karena itu menyangkut denganku juga nantinya.

Beruntungnya, ada satu orang didalam kelompok yang mengerti. Tugas kelompok itu aku dan dia yang mengerjakan. Dan aku merasa sangat sennag dan terbantu, begitu seterusnya pada kelompok-kelompok lain. Waktu itu rasa suka terhadapnya belum timbul.

Tiba pada waktu itu, aku merasakan perasaan yang aneh setiap di dekatnya. Jantung berdetak dengan frekuensi semakin cepat, aku masih belum paham kenapa perasaan itu ada. Aku menemukan jawabannya dan langsung paham ketika aku cemburu melihatnya bercanda dengan perempuan lain. Bagiku waktu pada saat itu terasa sesak dan sempit. Aku berusaha menahannya untuk waktu yang terus berjalan sangat amat lambat.

Sebagai seorang perempuan, aku tidak bisa melakukan apa-apa terhadap perasaan yang sudah berkembang. Perasaan ini tumbuh dan berkembang karena perasaan kagum kepadanya. Aku sangat bahagia apabila bisa bertukar pikiran dengannya, membicarakan masa lalu, berdiskusi soal buku kesukaan, dan saling menasihati. Itu adalah momen paling bahagia dalam hidupku. Aku merasa mempunyai seorang teman yang satu kesukaan denganku. Anehnya, pada saat itu waktu berjalan dengan sangat cepat. Hingga sampai pada saat aku melakukan hal-hal terbodoh yang selalu aku ingat sampai saat ini, hal terbodoh itu menjadi kenangan buruk yang sampai pada saat itu sempat menghambat tujuanku.

Pada saat momen paling bahagia ketika aku bisa berdiskusi dengannya, aku melakukan hal paling terbodoh yang pernah aku lakukan. Mungkin pada waktu itu ia tidak akan ingat, karena ia tidak tahu mengenai perasaanku. Tetapi bagiku, itu akan selalu teringat, berseliweran di otak ku. Apa yang telah aku perbuat sampai-sampai itu menjadi kenangan buruk? Disaat sedang berdiskusi, saling beranalogi tentang puisi, dengan tidak sengaja aku berpanjang lebar menceritakan tentang diriku, pada waktu itu, aku sebagai orang yang sedang menyukai seseorang, yang ada dipikiranku bagaimana agar ia tahu tentang diriku, aku menceritakan semua hal tentang diriku, padahal ia tidak menanyakannya sama sekali, tetapi ia tidak begitu saja bertanya, “emangnya nanya yah?” Seperti orang-orang lain jika ada orang yang sedang berpanjang lebar berbicara. Tetapi ia tidak, ia menghargai semua yang aku sampaikan, aku tidak tahu kalau itu adalah sikap kedawasaannya dalam menghargai seseorang. Aku baru sadar bahwa tidak sepatutnya aku membicarakan siapa diriku dengan orang yang sama sekali bukan siapa-siapanya diriku, hanya sebatas teman.

Hal itu membuat aku malu berkepanjangan. Aku baru saja mengerti, aku telah melakukan kesalahan. Aku menjauhinya, jika aku teruskan bisa-bisa aku akan mengacaukan pertemanan dengan berbuat hal-hal bodoh lagi seperti waktu itu Ingin rasanya aku bisa bercanda dengannya seperti dulu lagi. Seperti dulu pada waktu aku belum dikenalkan perasaan suka padanya. Aku ingin kembali seperti dulu.

Tetapi, pada saat aku sedang menjauhinya, aku juga ingin melupakannya, mengubur dalam-dalam perasaan suka ini padanya. Aku merasa tidak pantas jika ada orang yang tahu bahwa aku suka pada orang sepertinya. Aku hanya perempuan sederhana, tidak seperti perempuan lain, aku berpakaian seadanya, dan tanpa make up, hanya bedak murahan yang aku pakai untuk memperlambat penyebaran minyak diwajah.

Aku berdoa kepada Tuhan agar bisa cepat memudarkan perasaan ini. Aku memulainya dengan cara menghapus kontak, riwayat chatting, sosial media dan lain-lain. Agak sedikit lega sesaat aku melakukannya. Aku bisa menyibukan diri dengan yang lain tanpa bayangannya. Aku sudah menemukan solusi yang tepat.

Hari-hari terlampaui dengan amat sangat lambat. Disaat aku sedang sendiri membaca buku di perpustakaan, aku merasa ada yang tidak beres denganku. Aku selalu suka saat momen sendirian. Aku akan mencari tempat dimana aku bisa merasakan angin, dan bau rerumputan basah karena embun. Aku selalu suka sendiri. Tetapi disaat aku sedang melupakan rasa kepada seseorang, kesendirian yang dulu selalu aku suka, sekarang menjelma menjadi media bayang-bayang dia datang ke benakku. Itulah penyebab tidak beresnya urusan perasaan hati ini. Ternyata aku belum masih menemukan solusi.

Pencarian solusi buntu. Sekitar 3 bulan lamanya perasaan itu mengendap menjadi gumpalan yang semakin susah dihilangkan. Aku rindu sosoknya. Aku rindu saat berdiskusi buku dengannya, aku rindu saat bisa duduk berdua tidak sengaja dengannya, aku merindukan senyumannya saat membercandaiku kala. Aku tidak tahu harus bagaimana. Solusi ini aku tahu hanya aku yang bisa menemukannya. Bukan orang lain, dan hanya aku yang bisa menjawab semua pertanyaan.

Pertanyaan itu akhirnya terjawabkan dengan seiringnya waktu berjalan. Aku mulai mencoba berdamai dengan hati yang tidak karuan ini. Aku mencoba membangun relasi lagi dengannya, dengan menyimpan kontaknya lagi, senyum saat bertemunya lagi tidak seperti dulu menjauh tanpa senyuman, dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja kali ini. Aku merasakan perasaan lega pada saat itu, walaupun masih ada perasaan sedih, aku dengannya tidak sedekat dulu lagi. Tetapi itu sudah cukup bagiku. Aku seperti menemukan jawaban yang sebenarnya. Aku benar-benar telah menemukan jawabannya.

Aku selalu berpikiran bahwa bagaiman aku bisa menjadi bagian hidupnya, dan akhirnya melakukan hal paling bodoh pada waktu itu. Padahal semua sudah digariskan matang-matang oleh Tuhan sang Maha Sutradara. Aku tidak perlu repot untuk memberi tahunya agar ia tahu siapa diriku, agar ia berkesan kepadaku. Jodoh sudah ditentukan oleh Tuhan sejak detik pertama aku keluar dari rahim ibuku. Jawaban itu ternyata dekat sekali. Aku tidak perlu repot-repot mencari jawaban bagaimaa agar perasaan ini hilang. Perasaanku padanya tidak akan pernah hilang dan tidak akan bisa aku lupakan. Itu salah satu jawabannya. Tapi ternyata jawaban dari pertanyaan itu belum semuanya terjawab, baru sebagian.

Aku dikenalkan oleh dunia tulis menulis dari penulis buku yang telah aku baca sebelumnya. Aku mencoba untuk membiasakan menulis dari setiap apa yang aku alami, pahit atau pun manis rasanya, aku tetap menulis. Setelah menuliskan uneg-uneg yang ada di hatiku, perasaaku setelah itu menjadi lega. Dengan menulis aku bisa berpikir kembali, dan mempelajari kembali dari apa yang telah aku alami, semua ternyata penuh dengan hikmah dari semua kejadian. Aku terlalu lambat untuk mengetahui hal itu.

Aku sekarang sudah bisa berdamai dengan kenangan buruk. Aku sekarang tidak meminta untuk dekat dengannya lagi, aku sudah ikhlaskan semuanya. Walaupun aku harus kehilangan teman diskusi, teman bertukar pikiran mengenai buku, dan teman berpuisi.

Siapapun nanti dia atau yang lain, itu adalah jodoh terbaik yang diberikan Tuhan, tidak lagi saling mengaharapkan, tidak ada lagi saling menunggu. Siapapun jodohku nanti dia adalah jodoh terbaik yang diberikan Tuhan.

Kesimpulannya dari cerita itu sudah jelas, bahwa kita tidak akan bisa melupakan kenangan buruk. Kenangan itu akan semakin terbayang jika kita mencoba melupakannya. Semakin mencoba melupakan maka semakin terbayang ingatan tentang masa lalu. Cara terbaiknya adalah kita berdamai dengan masa lalu. Mencoba memaafkan, membangun kembali hubungan pertemanan, dan menuliskan semua kejadian agar kita bisa membaca ulang dan mempelajari untuk mendapatkan hikmah.

Itu saja yang dapat aku sampaikan kepada kalian. Semoga sharing kita ini bisa menjadi menfaat untuk teman-teman sekalian. Aku sangat berharap kritikan, saran dan masukan agar kita bisa bertukar pikiran, mendiskusikan, dan mencari jalan kelua dari setiap masalah yang didiskusikan.

Sekian

Titiek Sendu.

Karawang, 06 April 2020.

Nikah muda sebuah solusi? Simak penjelasan berikut.

Nikah muda itu membuat diri kita terjaga dari hal-hal maksiat. Tapi, nikah muda itu berat lo! Punya dua dunia yang harus diseimbangkan.

Di satu sisi aku berpikir bahwa nikah muda itu baik untuk mempercepat proses kematangan atau kedewasaan dalam berpikir, selain itu nikah muda akan menjaga diri kita dari hal-hal yang merujuk kepada perbuatan dosa.

Kita lahir ke dunia pada akhir jaman, bukan pada jaman Nabi lagi. Kemaksiatan sering terjadi. Melakukan zina itu bukan lagi sesuatu yang menjijikan bagi orang-orang yang belum paham terhadap agamanya. Seks bebas, pemerkoasaan, bahkan di jaman yang apa-apa serba teknologi pun zina tetap berlanjut, everywhere, gak peduli dia sedang ada dimana. Miris sekali memang. Dunia yang selalu mendahulukan nafsu dari pada akal sehat. Mereka hanya peduli dengan nafsu birahi tanpa tau akibat dari apa yang dilakukannnya.

Di dalam agama islam sangat jelas, jelas sekali, bahwa melakukan perzinahan itu dilarang, haram hukumnya. Tetapi teman-teman sekalian, ada oknum-oknum yang membawa nama cinta yang sangat terjaga kesuciannya ke dalam antek-antek haram yang mengutamakan nafsu bernama “Pacaran”.

Aku masih ingat sekali perkataan guru Bahasa Indonesia waktu SMP dulu, “Jaman ibu mah, kalau ada yang suka itu malah malu, malu banget. Tapi jaman sekarang, kalau gak ada yang suka alias jomblo serasa dunia hancur, malu sama temen-temen yang sudah pada punya pacar. Aneh ibu mah.

Pada saat itu aku sih senyum-senyum aja, setuju sama perkataan ibu guru. Pacaran itu sangat merusak hakikat dari sucinya kata “Cinta”. Cinta yang seharusnya berlandaskan kesucian, dan diikat dalam sebuah pernikahan untuk membangun sebuah komitmen malah sudah dirusak oleh embel-embel bernama “Pacaran”.

Tapi kan alasan kita pacaran itu untuk membangun komitmen juga buat nantinya, jadi ya jalanin aja. Lagi pula kalau nikah, uang belum kekumpul, pasti banyak pengeluaran.

Kata siapa nikah banyak pengeluaran? Tolong pikirkan lagi lebih matang. Jika kalian mengutamakan kegengsian yang besar, maka jangan salahkan jika nanti selesai resepsi kalian dikejar-kejar rentenir karena sudah jatuh tempo bayar uang pinjaman. Nikahnya mewah, tapi hidupnya pas-pasan. Kasihan sekali.

Kalian yang masih punya pikiran rasional dan logis, bisa mengartikan apa arti cinta, bisa menjelaskan arti apa itu pernikahan? Jika belum silahkan pelajari rukun-rukun sahnya, dan prosesi walimatul ursy nya. Kalau kita uraiankan dari rukun-rukun nikah itu mudah sekali. Tidak perlu pusing-pusing cari pinjaman uang, toh pakai gaun paling bagus, sewa organ hiburan meriah bukan rukun nikah. Jadi apa yang harus dipusingkan? Yang ada kalian dibawa oleh rasa gengsi yang besar. Jadinya kalian terjerembab dalam ikatan haram yang bernama pacaran itu, karena dengan alasan belum mampu menikah. Ya kalau belum mampu menikah, ya gak usah pacaran. Simple bukan?

Dalam hadis shahih juga jelas dijelaskan

“Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400)

Sudah barang jelas, jika belum mampu maka berpuasalah. Berpuasa dalam arti menghindari hal-hal yang berbuat kepada zina.

Jika sudah ada yang mampu menikah dan tidak mengutamakan gengsi, yang penting sah dan walimatul ursy nya sederhana saja, toh tujuan walimatul ursy itu untuk menghidari fitnah dan gosip tetangga. Tapi apakah kita bisa bertahan di pernikahan muda ini?

Nikah muda membuat diri kita bertambah dewasa. Bagi laki-laki otomatis mau tidak mau dituntut menjadi seorang pemimpin, harus berpikiran logis dalam setiap keputusannya tanpa mengkesampingkan perasaan, mandiri, dan bertanggung jawab atas semua yang telah diambil keputusannya. Bagi yang perempuan, hikmah menikah muda itu banyak, jalan menuju pintu surga bertebaran. Apalagi jika mendapatkan pasangan yang shaleh dan shalehah, sudah tidak terbayang indahnya cinta kasih sayang di jalan yang di ridhoi Allah.

Teman-teman sekalian, di umur yang masih muda ini kita lewati terus bergandengan dengan ajaran dan sunnah agama kita, agama islam. Jangan sampai tercebur ke kubangan lumpur yang bau demi mendapatkan sebuah berlian. Toh, berlian yang indah dan asli tidak mungkin ada di lumpur yang bau dan kotor. Mungkin itu berlian KW super. Berlian yang indah dan asli terdalat dalam terumbu karang di bawah laut yang masih alami dan indah. Susah memang mendapatkannya maka dari itu berlian sangat mahal. Begitu juga dengan seorang perempuan, jadilah berlian yang dijaga di dasar laut, di tengah terumbu karang yang indah, bukan di lumpur bau dan kotor.

Untuk itu teman-teman sekalian, mencari ilmu itu tidak hanya pada bidang akademik, mencari ilmu itu ilmu apa saja. Misal, kita ikut seminar pra-nikah walaupun kita sama sekali belum punya pasangan atau ikut seminar parenting, untuk mengetahui bagaimana sih mendidik anak yang baik? Bagaimana sih agar kita tau karakter anak kita nanti dan bagaimana mengajarinya nanti.

Jangan pernah malu untuk mencari ilmu hal seperti itu, karena itu juga sangat penting dari sekedar belajar matematika, fisika, atau kimia.

Apakah nikah mudah itu sebuah solusi? Maka jawabannya Ya sebuah solusi untuk mengatasi gejolak biologis yang dialami setiap manusia, dapat menundukan pandangan dari hal-hal maksiat, dan seiring berjalannya waktu kedewasaan akan begitu matang karena jika sudah menikah kita harus menjalankan hak dan kewajiban sebagai suami istri yang patuh terhadap perintah Allah.

Sekian ide yang aku sampaikan hari ini, aku harap ada yang lebih banyak mengkritik agar aku bisa berkembang lagi dalam nyampaikan ide-ide yang aku tuliskan juga saran, dan masukannya bisa kirim pesan lewat DM @nrlfathimah terimakasih

Wassalamualaikum

Titiek sendu

Dari nikah muda pada usia 21 atau 22 merupakan pilihan tepat.

100% Lulus SPAN-PTKIN, Ini Rahasianya!

https://span-ptkin.ac.id
https://span-ptkin.ac.id

Temen-temen siapa sih yang nggak mau lulus seleksi perguruan tinggi dengan cara yang mudah. Tanpa perlu ujian tulis dan juga tidak dipungut sama sekali biaya. Hanya bermodalkan niat dan nilai rapot yang cukup sudah bisa mendaftar lewat jalur SPAN-PTKIN ini. Kesempatan emas, jangan sampai terlewat. Apalagi jika teman-teman sudah berniat ingin masuk ke universitas islam favorit teman-teman.

SPAN-PTKIN adalah seleksi masuk universitas islam seluruh Indonesia yang disediakan oleh Kementerian Agama. Tidak ada namanya biaya pendaftaran, semua disediakan oleh Kementerian Agama. Tapi kriteria agar bisa lulus apa aja sih? dan bagaimana strateginya agar bisa lulus? teman-teman tidak perlu khawatir, di sini aku akan membagikan trik dan tips kepada teman-teman agar bisa lulus jalur SPAN-PTKIN.

Tapi sebelum itu aku mau membagikan urutan Universitas Islam Negeri terbaik yang ada di Indonesia nih, jadi teman-teman bisa berpikir dulu, nanti akan kuliah dimana, dan akan mengambil jurusan apa. Dilansir pada website beasiswa.id, peringkat Universitas Islam Negeri terbaik yang ada di Indonesia sebagai berikut:

https://beasiswa-id.net/universitas-islam-terbaik-di-indonesia/

Temen-temen bagaimana? rencana mau kuliah dimana nih, ayo jangan hilangkan peluang emas yang disediakan oleh Kementerian Agama ini untuk ikut daftar SPAN-PTKIN.

oke, kali ini aku akan membagikan tips berdasarkan pengalaman yang aku alami sebagai peserta yang berhasil lolos di jalur SPAN-PTKIN hanya bermodalkan nilai rapot. Kita mulai saja, rahasia lolos jalur SPAN-PTKIN ini adalah

  1. Nilai Rapot Semester 1 s/d 5 Harus Stabil. Apa yang sudah kalian lakukan selama lima semester ini? apakah nilai yang terus naik? atau malah semakin menurun? atau stabil. Jika nilai yang kalian peroleh selama lima semester terus naik rata-ratanya atau stabil maka bersyukurlah, kalian ada kemungkinan 50% bisa lolos. Kok tau rata-rata rapotnya bisa terus naik? untuk hal ini kalian bisa menghitung sendiri di setiap semester. Hitung rata-rata jumlah nilai semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran muatan lokal ya, lalu kalian rata-ratakan sesuai ada berapa mata pelajaran yang kalian jumlahkan. Jika naik, dari satu semester ke semester berikutnya sampai pada semester lima, bersyukurlah kalian.
  2. Mendaftar ke Universitas Sesuai Provinsi Sekolah. Menurut aku, ini adalah strategi untuk kalian yang ingin lolos jalur SPAN-PTKIN. Disetiap provinsi pasti mengutamakan masyarakat provinsi itu untuk masuk ke universitas sesuai dengan domisilinya. Misal, sekolah kamu berada dalam provinsi Jawa Barat maka kalian jika ingin lolos seleksi SPAN-PTKIN harus memilih Universitas yang ada di provinsi itu, salah satu universitas islam negeri yang bergengsi yang ada di provinsi Jawa Barat adalah UIN Sunan Gunung Djati Bandung. tapi, jika kalian merasa pede dengan nilai kalian yang rata-ratanya tinggi, kalian boleh mencoba di luar provinsi. Tetapi jika ingin memperbesar lolos jalur SPAN-PTKIN, strategi ini boleh dicoba dan sudah teruji oleh aku sendiri hehe.
  3. Melampirkan Sertifikat Penghargaan atau Prestasi. Salah satu rahasia ini telah teruji kebenarannya. Rapot aku itu sebenarnya tidak terlalubagus banget, dan tidak tinggi hanya saja rata-rata rapot dari semester satu sampai dengan semester lima tidak ada sama sekali penurunan. Kebetulan saat aku input biodata setelah mendapatkan username dan password jika kalian sudah mendaftarkan diri di sekolah (nanti akan diberikan oleh guru yang mendatarkan), dan disitu ada pengimputan piagam prestasi. Jika kalian punya jangan sungkang-sungkan untuk input semua prestasi, penghargaan walaupun sebagai peserta atau sertifikat pelatihan yang pernah kalian ikuti. Tetapi lebih bagusnya jika mengimput sertifikat prestasi, karena itu akan menjadi nilai tambah kalian, dan peluang lolos seleksi jalur ini semakin besar. waktu tahun lalu, aku mengimput empat piagam prestasi. Untungnya waktu aku kelas sebelas aku sering ikut lomba-lomba ditingkat kabupaten dan nasional. Kegiatan yang aku ikuti yaitu seni beladiri Taekwondo, yang bisa membawa aku untuk lolos jalur SPAN-PTKIN ini. Bagi teman-teman yang sedang membaca ini masih kelas sepuluh atau sebelas, kalian harus sebanyak-banyaknya mencetak prestasi apapun itu.
  4. Menanyakan Rekam Jejak Sekolah. Maksudnya apa kak? maksudnya itu kalian menanyakan kepada guru BK kalian masing-masing apakah ada alumni tahun lalu yang lolos jalur SPAN-PTKIN di sekolah kalian. Hal itu penting, karena pihak penyeleksi akan melihat jejak para alumninya apakah banyak yang berkembang saat diperkuliahan ataukah sebaliknya. Jika alumni kalian banyak yang lolos lewat jalur ini, maka jangan pernah putus berharap dan berdoa kalian lolos jalur seleksi ini.
  5. Memilih Jurusan yang Berbeda dari Teman-Teman Satu Sekolah. Bagian kelima ini juga penting. Saat pemilihan prodi atau jurusan, jika kalian ingin lolos jalur SPAN-PTKIN kurangi persaingan antar teman satu sekolah sendiri. Hal ini mengurangi kemungkinan tidak lolosnya teman-teman. Misal, di antara teman-teman satu sekolah kalian yang mendaftar SPAN-PTKIN ternyata ada yang mendaftar di universitas dan jurusan yang sama, jika ternyata teman kalian yang mendaftar di universitas yang sama di jurusan yang sama itu mempunyai nilai rata-rata yang tinggi dari kalian, maka jangan salahkan aku jika kamu tidak lolos selekesi padahal kamu sudah termasuk ke kriteria strategi nomor 1, 2, 3, dan 4. Di antara teman kamu yang mendaftar sama itu akan ada penyeleksian lagi di sistem panitia SPAN-PTKIN itu. Pada waktu itu aku mendaftar di jurusan yang memang temen-temen di sekolah itu sama sekali jarang ada yang tahu. Jurusan yang baru aku sadari kalau jurusan yang aku pilih itu kerennya bukan main, love deh.
  6. Meminta Ridho Kepada Orang Tua, Guru, dan Selalu Berdoa Kepada ALLAH. Jika kalian sudah berusaha dan sudah diniatkan untuk kuliah di Universitas yang kalian daftarkan, jangan lupa meminta doa kepada orang tua, dan guru-guru kalian terutama guru BK yang mendaftarkan kalian lewat jalur SPAN-PTKIN. Karena sesungguhnya, semua itu hanya sekenario ALLAH, pasrahkan semua kepada-Nya sang Mahasutradara. Jika suatu nanti kalian gagal, percayalah itu adalah jalan terbaik. Semua yang terjadi dalam kehidupan kalian adalah jalan terbaik, yang kalian bisa lakukan saat ini berusaha dan berdoa. Insya Allah, Allah akan menunjukan jalan yang terbaik untuk kalian.

Oke, teman-teman sekalian, hanya itu yang bisa aku share mengenai SPAN-PTKIN ini. Jangan pernah putus semangat, dan terus berjuang memperjuangkan mimpi besar yang sudah kalian cita-citakan sejak dulu. Jangan lupa untuk selalu berdoa disepertiga malam indah-Nya dan istikharah cinta-Nya yang sang Maha Pemberi Rezeki. Semoga kalian bisa diterima di universitas dan dijurusan yang kalian impikan.

Oh iya, di SPAN-PTKIN ini untuk jurusan teknik dan jurusan sosial bukan jalur ini, jika teman-teman ingin mendaftar jurusan teknik harus lewat jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri. SPAN-PTKIN ini tersedia pada jurusan di Fakultas Keguruan atau tarbiyah, Syariah dan hukum, dan Dakwah dan Komunikasi. Banyak sekali jurusan-jurusan yang ada di dalamnya.

Sekian dari aku, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

#Dirumahaja bukan berarti tidak produktif kan? Generasi milenial harus tetap berkarya di tengah wabah virus!

angan biarkan virus menghambat produktifitas kamu! Generasi milenial harus tetap produktif!

Motivation enter untuk siswa siswi dan mahasiswa.

Covid-19, salah satu virus yang mulai menyebar di tahun 2020. Indonesia salah satu negara yang terkena dampak dari virus ini. Virus ini menyebar melalu percikan yang keluar dari mulut dan hidung. Upaya pengingatan pencegahan berkali-kali dilakukan oleh petugas kesehatan medis untuk memutus rantai penyebaran virus ini, tetapi masih banyak saja masyarakat yang bebal dan menghiraukan pencegahan itu. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus agar tidak melebar adalah dengan social distancing. Ya social distancing, perilaku sosial, kontak sosial, dan aktivitas sosial diluar sana harus diberi jarak dan penghindaran agar memutus rantai penyebaran virus corona.Imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah membuat sejumlah pabrik, kantor, dan tempat pendidikan seperti, sekolah dan universitas merumahkan siswa dan mahasiswa untuk belajar dirumah, sama seperti juga dengan pegawai, semua aktivitas yang dilakukan di kantor harus terhenti digantikan dengan aktifitas di rumah.Bagaimana dengan siswa-siswi dan mahasiswa di rumah? Apakah baik-baik saja? Walaupun di rumah tetapi untuk pelajar tidak mengurangi tugas-tugas yang harus dikerjakan disertai dengan deadline yang terus mengejar. Tetapi apakah kalian harus selalu sibuk dengan tugas-tugas? Apakah waktu menjadi sempit dikarenakan deadline yang menumpuk? Dan menjadi pengambat produktifitas passion atau minat kalian dalam bakat? Jawabannya mudah teman-teman, tugas yang banyak itu akan mudah terselesaikam setelah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat sahabat milenial.Oke, kita awali solusi dari permasalah ini, pertama kalian harus tetap semangat disaat membaca artikel ini, karena jika hanya sekedar membaca tetapi tidak digandengkan dengan semangat yang membara percuma saja, artikel ini akan sia sia untuk kalian baca, maka itu semangat kawan-kawan. Berikut cara yang kawan-kawan bisa lakukan untuk bisa terus produktif ditengah-tengah tugas rumah yang menumpuk.Jangan gunakan semua waktu untuk mengerjakan tugas sekolah. Ini lah yang sering dilakukan oleh para siswa atau mahasiswa yang ingin tugasnya cepet kelas biar bisa cepet-cepet rebahan deh. Dari cara berpikir yang salah itu membuat semua waktu kalian tepakai dengan sangat-sangat sayang untuk dihabiskan hanya mengerjakan tugas. Disamping tugas yang menumpuk dan harus dikerjakan itu, kawan-kawan bisa menyisihkan waktu untuk menulis, membaca buku kesukaan, mengembangkan hobi, dan membuat karya. Maksimal sisihkan dua jam setiap hari, agar hari-hari yang kawan-kawan sekalian jalanin terasa menyenangkan, tidak terpuruk oleh tugas tugas yang deadlinya sudah hampir dekat waktunya.Kurangi aktivitas di sosial media jika hanya untuk update status harian. Penyakit kecanduan generasi milenial adalah terlalu lama memainkan sosial media. Bagi siswa atau mahasiswa yang aktif di sosial media untuk urusan bisnis harus tetap dijalani, tapi bagaimana yang hanya menggunakan sosial media untuk hiburan semata? Memang hiburan itu perlu agar otak kita tidak terbebani oleh rasa stres yang tinggi, tapi kalau untuk pecandu sosmed, hampa rasanya bila sehari tidak update status dan melihat aktivitas harian idola mereka. Boleh boleh saja, tapi ditekankan UNTUK TIDAK MENGHABISKAN WAKTU MELIHAT STORY TEMAN-TEMAN DI SOSIAL MEDIA! Kawan-kawa harus selalu ingat ya, jangan habiskan waktu dengan yang tidak bermanfaat.Jadwalkan kegiatan membuat suatu kreativitas yang membuat kawan-kawan merasa bahagia. Kegiatan ini dilakukan agar kawan kawan bisa tetap mengembangkan bakat sesuai passion masing-masing. Entah itu menulis, membuat cover lagu untuk diposting, bernyanyi, dan lain sebagainya yang membuat kawan sekalian mempunyai karya. Tetapkan jadwal khusus untuk mengerjakan kegiatan ini, mengembangkan passion merupakan hal terpenting untuk menunjang skill kawan kawan.Demikian cara-cara yang membuat kawan-kawan terus berproduktif di tengah wabah virus. Menurut saya kegiatan ini memang melelahkan, disamping harus mengerjakan tugas sekolah atau kampu yang begitu banyak. Tetapi kawan, selalu ingatlah, di usia yang masih muda dan masih aktif bergerak, pikiran masih terbuka. Jangan sia-sia kan usia kalian untuk hal hal yang membuat anda menjadi pemalas, khususnya untuk para manusia penganut paham hedonisme yang menjadikan dunia hanya kenikmatan. Kata-kata yang selalu diingat oleh saya adalah

Masa muda memang terasa lelah, memang seperti itu takdirnya, tetapi biarlah agar masa depan kelak mendapat hasil yang memuaskan.

Baiklah, itu saja yang saya bisa sampaikan, semoga kawan-kawan bisa mengambil sedikit pelajaran dari artikel yang masih belum sempurna dan harus banyak belajar ini. Kritikan kawan kawan sangat saya butuhkan di artikel ini, tanpa kritik dan komentar kawan kawan saya tidak akan berkembang untuk memperbaiki diri sendiri.

Cerpen Anak: Kesungguhan Hati Imron

Terceritakan di sebuah rumah sederhana yang terletak di desa Dawuan Tengah, tepatnya di kecamatan Cikampek kota Karawang. Di rumah super sederhana itu tinggal satu keluarga yang hidupnya sangat memprihatinkan. di sanalah hidup seorang anak berusia tujuh tahun yang bernama Imron. Imron adalah anak bungsu. Imron mempunyai kakak laki-laki. Mereka hanya dua bersaudara. Kemudian nama bapaknya adalah Tajudin dan ibunya bernama Rosidah. Tajudin berkerja sebagai kuli bangunan, sedangkan ibunya sebagai buruh cuci.

Kisah ini akan menceritakan keajaiban dari kebaikan hati Imron. Imron duduk di kelas dua SD. Namun imron berbeda dengan kakaknya yang berumur sepuluh tahun yang tidak pernah mengerti keadaan rumahnya yang sungguh prihatin. Kakaknya selalu iri kepada teman-temannya yang mempunyai mainan-mainan modern seperti mobil remote control. Jika sedang musim mainan tersebut kakaknya merajuk minta dibelikan sang Ibu yang pasti tidak mampu untuk membelikan mainan mahal tersebut. Kakaknya berontak ketika satu keinginannya yang tidak pernah dikabulkan oleh Bapaknya ataupun Ibunya. Kakaknya tidak mau membantu perkerjaan rumah sebelum dibelikan mainan oleh Ibunya.

Imron sangat kasihan melihat ibunya yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Sifat kakaknya yang keras kepala tidak bisa dikompromi oleh apapun. Akhirnya ibunya berniat meminjam uang agar kakaknya itu mau belajar dan pergi ke sekolah. Imron tidak setuju kepada ibunya karena hutang ibunya sudah banyak dimana-mana. Imron berkata kepada ibunya,

“Mak, biar adik saja yang bekerja untuk menambah uang mamak. Mak jangan meminjam uang lagi ke tetangga, kasihan Mak setiap hari ditagih hutang oleh tetangga.” Imron dengan iba berkata ke ibunya.

“Biarlah Ron, itu semua demi kakakmu agar mau sekolah. Mau jadi apa dia kalau tidak sekolah.”

Imron berpikir untuk membantu ibunya dengan bekerja di ladang kopi untuk membantu ibunya beli mainan mobil untuk kakaknya. Akhirnya Imron bekerja seharian dibawah terik matahari yang menyengat kulitnya menjadi hitam. Imron mendapat pengahasilan sesuai dengan buah kopi yang di hitung berdasarkan banyaknya keranjang yang sudah Imron kumpulkan. Satu keranjang mendapat uang dua ribu rupiah. Sehari Imron mengumpulkan lima keranjang.

Sudah seminggu Imron mengumpulkan uang dan akhirnya imron memberikan uangnya itu kepada ibunya. Hatinya sangat senang bisa membantu ibunya mencari uang. Tetapi akibatnya Imron selama bekerja jarang mengulan pelajaran sekolahnya di rumah. Nilai Imron turun. Dan imron juga jarang mengerjakan tugasnya di rumah.

Imron akhirnya mulai memperbaiki nilainya denga belajar kembali di rumah. Ia sangat khawatir karena takut tidak naik kelas. Tetapi Imron tidak boleh menyerah. Ia harus belajar dengan giat lagi untuk memperbaiki nilai-nilai nya yang turun.

Dengan ketekunan yang luar biasa. Walaupun Imron tidak setiap jam belajar, karena imron harus membantu ibunya membersihkan rumah, seperti mengepel, menyapu, mencuci baju, piring dan menggosok pakaian. Setiap hari Imron lakukan. Bila perkerjaannya sudah selesai, Imron baru bisa belajar dan Imron hanya belajar pada waktu malam itu pun hanya dua jam setiap hari. Ditambah Imron selalu ingat pesan guru mengajinya itu. Guru mengajinya berpesan bahwa, menuntut ilmu lah dalam keadaan suci atau berwudhu. Ilmu itu seperti cahaya ditambah oleh air suci wudhu yang sama-sama memancarkan cahaya. Maka, ilmu itu seperti cahaya terang yang datang kepada kita. Semua orang bisa saja pintar karena belajar. Ya, karena sebenarnya manusia itu diciptakan setara atau sama dihadapan Tuhan-Nya. Yang membedakan hanya ketakwaannya. Tetapi apakah orang tersebut mampu membuat ilmu itu bermanfaat dan selalu melekat dalam kehidupan sehari-harinya? Jawabannya tidak. Hanya orang berilmu lah yang tahu bagaimana ilmu itu bisa terus melekat dalam otaknya. Caranya adalah dengan memulyakan ilmu, menghormati guru dan berbuat baik. Jika ada sebuah buku maka mulyakan lah buku tersebut sebagai pusatnya ilmu pengetahuan jangan kalian lempar atau menaruh sembarangan buku itu dimana-mana. Letakanlah ditempat terbaik seperti kalian meletakan Al-Qur’an. Kemudian janganlah kalian membuat susah guru, membuat guru tersinggung dan juga membuat guru tersakiti oleh kalian hatinya. Sebab, karena ridhonya lah ilmu kalian bisa digunakan dan diingat dengan baik. Yang terakhir, ilmu itu dating kepada orang yang sedang tidak berbuat maksiat. Maka kalian janganlah berbuat dosa. Karena itulah kalian sering lupa terhadap apa yang barusan kalian pelajari.

Imron memahami kata per kata guru ngajinya. Imron pun menjalankan nasihat gurunya itu. Imron selalu berwudhu setiap memulai belajar. Pernah satu hari Imron sakit perut. Imron terkentut-kentut dan bolak balik Imron mengambil wudhu demi kesucian ilmu tersebut. Akhirnya imron hanya belajar tidak ada satu halaman. Tetapi saat ulangan harian dengan penuh syukur Imron bisa mengerjakan soal ulangan itu dengan mudah. Apa yang dibaca imron walaupun hanya sedikit saat ulangan keluar semua. Masih banyak keajaiban yang di alami anak sesoleh Imron.

Walaupun Imron hanya dua jam per hari. Tetapi Imron merasa hasil belajarnya itu memuaskan. Ia tidak menyalahkan Ibunya yang membuat Imron double kewajibannya menjadi seorang pelajar dan pembantu rumah tangga. Karena ia lakukan semuanya itu dengan senang hati. Imron tumbuh menjadi anak yang tangguh dan berbudi baik daripada kakaknya.

Hari demi hari dijalani oleh Imron dengan senang hati. Kenaikan kelas enam sekaligus perpisahan. Imron menjadi murid teladan dan mendapat beasiswa melanjutkan SMP di kota. Tak henti-hentinya Imron mengucapkan rasa syukur kepada Yang Maha Pengasih karena bisa meringankan beban orang tuanya.

Untuk itu, belajarlah penuh kesungguhan dan ketekunan. Tetapi disamping itu ingat! Ada Tuhan yang selalu memberikan bantuan di setiap usaha kita. Janganlah berlaku sombong. Karena tanpa bantuan-Nya kita hanyalah makhluk rendah yang lemah. Jangan lupa ilmu itu cahaya. Maka karena itu, hanya cahaya ilmu tertentulah yang akan datang kepada seorang yang tertentu juga. Mulyakanlah ilmu dan hormati guru kalian. Jangan lupa berlakulah baik kepada siapa saja.

Cikampek, 23 februari 2020

Cerpen Fabel: Pak Mouci dan Tuan Ular

Hutan rimba yang masih asri. Hiduplah keluarga Mouci yang terdiri dari Bapak, Ibu dan tiga anak-anaknya yang masih menggemaskan. Pak Mouci adalah keturunan tikus terbaik, tidak seperti tikus-tikus lainnya yang terlihat menyeramkan dan dekil. Pak Mouci keturunan tikus-tikus kerajaan. Tubuhnya tambun, gagah dan bersih. Berwarna putih. Hidungnya yang merah dengan kumis panjang yang melintang menambah pesona ketampanannya walaupun hanya seekor tikus. Ia juga ramah, baik dan cerdas. Pak Mouci disukai sekelilingnya. Dengan begitu dua tahun lalu pak Mouci pun menikah dengan seekor tikus yang mempesona. Walaupun tikus betina itu berwarna abu, tetapi tidak menghilangkan pesona kecantikan warnanya, berwarna abu muda. Hidungnya merah jambu. Bulu matanya lentik. Dan giginya pun rapih bak manusia agak sedikit panjang di depan. Pak Mouci mengawininya. Kemudian lahirlah tiga bayi laki yang tampan dan lucu.

Dua minggu kemudian, musim hujan turun tak tertahankan. Badai besar. Gemuruh bersahut-sahutan. Petir menggelagar keras. Semua hewan meringkuk ketakutan di tempat persembunyian mereka. Tempat tinggal. Cuaca yang buruk menambah penderitaan. Suhu diluar sangat dingin. Persediaan makananpun setiap hari semakin berkurang. Diluar hujan badai. Tak ada yang berani keluar kecuali seekor tikus yang ingin mencari makanan demi anak dan istrinya.

“Suamiku, tunggulah sebentar hingga esok hari. Badai semakin menggila di luar. Bagaimana jika engkau terjebak dalam banjir besar hanyut dibawa arus dan hilang entah kemana. Aku sangat takut. Anak-anak masih terlalu kecil ditinggal ayahnya. Aku mohon, bersabarlah sebentar” istirnya mencegah dengan isak tangis.

“Istriku percayalah. Aku mampu melewati badai ini. Tubuhku lebih dari kuat untuk menerjang angin yang kencang. Aku diberi anugarah tubuh yang tambun oleh Tuhanku untuk mencari makanan untuk anak dan istriku. Kau lihat sendiri bukan, anak kita kelaparan karena setiap hari makan satu kali. Dan kita berdua terpaksa berpuasa menahan lapar kita demi anak-anak. Sudah cukup. Aku tidak may berdiam diri menunggu badai reda sampai esok hari. Aku tak tahan melihat istriku juga kelaparan. Sayangku, percayalah. Aku akan pulang esok sambil membawa buah-buahan dan sayur yang banyak. Tunggu saja dirumah. Jaga baik-baik anak-anak. Aku percayakan semua kepadamu istriku. Aku pamit.”

Di bawah pohon kelapa yang tertimbun bebatauan sehingga berbentuk gua kecil rumahnya yang hangat itu dengan isak tangis istrinya melepas kepergian suami yang dicintainya. Hatinya sangat takut. Firasatnya mengatakan bahwa hari ini ada badai besar disertai banjir. Hari ini adalah badai yang terakhir. Tetapi ia tidak bisa mnecegah suaminya yang tetap ingin keluar mencari makanan.

Pak Mouci berjalan sambil melihat kiri kanan ke arah utara sambil menerjang badai. Badai ini sangat menakutkan. Pantas saja tidak ada yang berani keluar kecuali hanya ia seorang mencari makanan. Di utara memang terdapat beberapa kebun buah yang sedang berbuah sangat lebat. Tiba-tiba baru satu sepuluh kilometer ia melangkah terdengar pohon yang sedang terserok-serok dan tanah menjadi bergetar. Pak Mouci berhenti memerhatikan dengan sekitar. Tidak ada tanda tanda sama sekali. Yang ia rasakan hanya tanah yang ia pijak bergetar. Pak Mouci ingin mengurungkan niatnya menuju utara tetapi hati kecilnya berkata hanya di utara buah itu melimpah. Dan ia menjadi teringat anak-anak istrinya di rumah yang sedang kelaparan mengunggu di rumah. Pak Mouci dengan perasaan was-was melanjutkan perjalanan menuju utara. Pantang takut.

Tetapi takdir berkata lain. Istrinya benar. Banjir besar dari sungai yang ada di utara akan datang. Pak Mouci melihat banjir besar itu datang ke arahnya. Ia terkejut dan langsung memutar arah. Kakinya berlari secepat mungkin tetapi tetap saja. Banjir itu menghanyutkan Pak Mouci hingga ujung selatan di sebuah rumah pemburu. Pak Mouci pingsan hingga pagi datang. Kepalanya terbentur dahan pohon yang besar saat menyelamatkan diri.

Sinar matahari perlahan-lahan menerobos celah-celah daun dan mengenai mata Pak Mouci. Pak Mouci siuman dari pingsan. Kemudian ia bangun dalam keadaan kakinya yang pincang terkena hentakan batu yang keras saat berenang. Pak Mouci berjalan dan teringat anak istrinya. Ia menyesal karena tidak mengikuti kata istrinya. Istrinya sungguh benar. Pak Mouci kembali menusuri jalan.

Untuk kembali ke utara sungguh jauh. ia sedang berada di ujung selatan. Ia bingung kemanakah harus mencari makanan jika keadaanya saja mengenaskan. Kaki pincang. Badan terasa sakit penuh lebam. Tubuhnya kotor terkena lumpur banjir. Dan tentu saja perutnya sangat kosong mengingat Pak Mouci terakhir kali makan tiga hari yang lalu. Dua hari ia berpuasa makan karena persediaan makanan habis. Pak Mouci kembali berjalan. Ia melihat rumah panggung di sana. Dan di rumah itu terlihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain sambil memakan buah pisang. Di pikirannya pasti di rumah itu banyak makanan. Tanpa banyak pikir ia langsung menuju rumah panggung itu dan benar. Makanannya banyak sekali. Mulut Pak Mouci ternga-nga. Air liurnya tumpah. Ia sudah tiga hari tidak menyentuh makanan. Tanpa banyak cakap ia langsung menghabisi makanan yang ada di meja makan. Hatinya senang bukan main.

Tinggal sedikit lagi makanan yang ia hampir habiskan. Perutnya kenyang. Tetapi tiba-tiba ia teringat anaknya dirumah yang sedang kelaparan sedangkan ia dalam keadaan perut kenyang. Ia merasa bersalah. Kemudian Pak Mouci segera membungkus makanan yang ada di atas meja makan dengan plastik. Tetapi nasib buruk masih menimpa Pak Mouci tak berkesudahan. Saat memasukan makanan terakhir pemilik rumah datang dan melihat Pak Mouci di atas meja. Pemilik rumah yang seorang pemburu itu kalap. Ia marah sekali makanannya di habiskan oleh seorang tikus nakal. Pak Mouci terkejut dan langsung berhambur lari sambil menggigit plastik makanannya menuju pintu keluar. Pemburu itu sangat lincah lebih lincah dari Pak Mouci, ratusan hewan bahkan sudah telak diburunya dijadikan panganan hewan piaraannya yang buas. Akhinya Pak Mouci tertangkap oleh jaring yang lemaparkan pemburu itu.

“Hey tikus nakal. Rakus sekali kamu menghabiskan jatah makan sarapanku” sang pemburu mengangkat buntut Pak Mouci. Pak Mouci berusaha melarikan diri dengan menuju tangan pemburu itu dengan mengigitnya. Tetapi usahanya sia-sia. Tubuhnya yang tambun atau besar itu mempersulit gerakan tubuhnya.

“Mari ikut aku tikus nakal. Aku akan membawamu menuju kawan kita yang sedang kelaparan.” Pemburu itu berjalan. Dan menuju kamar mandi.

“Sebelum bertemu kawanku, sebaiknya kamu mandi dulu. Lihatlah tubuhmu yang tambun itu penuh dengan lumpur. Sini akan aku bersihkan.” Pemburu itu membersihkan badan Pak Mouci. Pak Mouci bingung mengapa tubuhnya di bersihkan. Memangnya siapa kawan si pemburu itu.

Pak Mouci terus berpikir. Jantungnya berdebar. Perasaan tidak enak hinggap di hatinya. Ada apa ini?

“Baik, kau sudah tampan sekarang. Kita akan bertemu kawanku yang sedang lapar di sana. Ia pasti sangat senang dengan kedatanganmu.”

Pemburu itu membawanya menuju ruangan yang hangat. Dan ternyata itun adalah ruangan peliharaan kesayangan pemburu itu. Ular sebesar lengan orang dewasa akan menelannya bulat-bulat. Kemudian Pak Mouci di masukan ke dalam kotak yang berisi bangkai tikus kecil yang ingin dijadikan makanan ular peliharaannya. Pak Mouci terisak. Ia teringat anak dan istrinya. Apakah istri dan anaknya baik-baik saja? Bagaimana kalau anak dan istrinya mati kelaparan menunggu dirinya tak kunjung pulang. Ia hanya pasrah menunggu kematian yang akan menjemputnya di kerongkongan sang ular besar itu. Pak Mouci hanya bisa menunggu sebuah keajaiban tuhan menyelamatkan dirinya yang terjebat dalam kotak yang sangat rapat ini.

Kemudian kotak makanan yang berisi tikus mati itu dibuka. Pak Mouci secara langsung melihat satu persatu tikus yang sudah mati itu menjadi santapan ular besar berwarna oranye. Ia terisak menunggu gilirannya menjadi santapan. Dan akhirnya Pak Mouci diangkat dan dimasukan ke dalam akuarium besar yang isinya satu ular besar berwarna oranye seukuran lengan orang dewasa.

“Tolong aku mohon. Jangan makan aku Tuan ular, jangan.” Pak Mouci berlari ke sudut akuarium menghidari ular besar yang menatapnya.

“Hey tikus bodoh. Jika kau sudah masuk ke dalam rumahku ini dan bertemu denganku di sini itu artinya kau ditakdirkan untuk ditelan olehku sebagai sarapan pagi.” Ular besar itu marah matanya melotot tajam ke arah Pak Mouci. Siap menerkam kapan saja.

“Tu…tu…tunggu Tuan ular. Ap…pakah Tuan ular sudah ke….ke…nyang. Tuan ular sarapan pagi ini sudah lima ekor tikus. Apakah tidak kekenyangan Tuan? Bagaimana kalau Tuan memakanku saat sore nanti. Tubuhku ini besar dan lezat Tuan. Jika Tuan memakannya pasi perut Tuan tidak akan kuat karena kekenyangan.” Pak Mouci dengan suara bergetar membujuk Ular itu dengan akalnya yang cerdas.

“Benar juga. Perutku sudah sangat kenyang pagi ini. Baiklah, aku ingin tidur dulu. Kau siap siap nanti sore akan menjadi santapanku. Ingat itu” ular itu akhirnya membalikan badannya ke arah menjauh dari pak Mouci dan ular tertidur pulas. Pak Mouci menghembuskan nafas sedikit lega. Karena ia belum benar benar selamat. Ia harus segera melarikan diri kalau tidak ia akan benar benar menjadi santapan ular besar peliharaan sang pemburu.

Pak Mouci segara memanjat ke atas akuarium. Segala cara sudah dilakukan dengan melompat. Merangkap untuk mencapai atas akuarium besar itu semua gagal dilakukan. Pak Mouci memutuskan mencari akal lain. Tetapi bagaimana caranya. Akuarium ini hanya berbentu persegi dengan kaca yang tebal dan tentu licin. Jari jariku kesulitan berjalan ke atas.

Pak Mouci kelelahan. Dan ia memutuskan untuk istirahat sebentar untuk mencari cara sebelum ular itu terbangun.

Ceklekk….

Pak Mouci bangun dari tidurnya. Sang pemburu datang dan memasukan lima ekor tikus mati ke dalam akuarium si ular besar warna oranye. Pak Mouci merasa ada yang aneh. Bukannya baru saja tadi diberi makan oleh sang Pemberu. Cepat sekali sudah diberi makan lagi. Pak Mouci terus berpikir karena ada yang ganjil dengan waktu yang terjadi begitu sangat cepat.

“Pemburu itu baik sekali kepada hewan peliharaannya. Mungkin karena peliharaan tersayang. Jadi dikit-dikit dikasih makan saking sayangnya.” Gumam Pak Mouci.

“Tetapi tadi Tuan ular bilang kalau jadwal makan kedua pado sore hari. Berarti…”

“Bodohhhhhhh…karena terlalu lelah jadi tertidur sangat pulas hingga sore hari. Aku memang bodoh bodoh bodohhhh sekaliiiii.” Mendengar teriakan Pak Mouci si Ular berwana oranye pun terbangun

“Hey bodoh, memang kau bodoh. Suara kau sangat menggangu tidur siang!.” Si ular mendesis marah, matanya melolot.

“Aku lapar, kehadiran kau sangat mengganggu ketenanganku. Lebih baik aku habisi kau tikus gendut.” Ular langsung menyaplok Pak Mouci. Dengan gesit Pak Mouci menghidar ke kanan. Kepala ular pun menabrak akuarium dan aww…

“Kemari kau tikus gendut, kau tidak akan bisa lari dariku. Kau sudah ditakdirkan aku makan.”

“Aku mohon, jangan Tuan Ular. Aku mohon.” Pak Mouci meminta ampun. Ular tidak peduli sama sekali. Kembali kejar-kerjaran macam serial Tom And Jerry. Bedanya kalau ini tikus dengan ular.

Ular mengejar Pak Mouci hingga ular itu terlihat lelah karena ia baru saja bangun tidur. Sisa makanan di perut sudah terkuras habis oleh tidurnya. Tidur juga menghabiskan energi kawan, diitambah Pak Mouci berlari dengan sangat gesit sedangkan tubuh si ular itu sangat besar. Ia kesulitan menggerakan badannya yang sebesar lengan orang dewasa.

“Arghhhhhhhhh… sudahlah….. aku lapar, mengejarmu malah membuatku semakin lapar. Untung di sini sudah ada makanan. Kalau tidak bisa tersiksa tubuhku mengantuk kelaparan karena mengejar tikus bebal seperti kamu.” Si ular balik badan setelah mendesis galak kepada Pak Mouci. Pak Mouci tersenyum kecut. Ia sendiri masih merasa khawatir walaupun dua kali terselamatkan dari taring super tajam ular besar itu. Bahkan bukan hanya taringnya yang menancap tubuh tetapi ia akan menetap di perut si ular besar selama-lamanya tanpa nyawa dan tanpa melihat anak istri untuk terakhir kalinya.

Pak Mouci kembali memikirkan cara bagaimana ia bisa keluar dari akuarium besar nan licin itu. Ia memojokan diri menjau dari si ular besar oranye itu sambil memejamkan mata. Pikirannya berkelebat kemana-mana. Cara pertama, akuarium setinggi lima meter itu bisa di panjang bukan dengan merangkap di sepanjang akuarium, tetapi dengan cara melompat. Tapi bagaimana melompat setinggi itu. Badannya yang gemuk itu memperhambat lompatannya. Lalu ia melihat ke arah si ular yang sedang menyantap makan sore. Pak Mouci menemui ide. Bagaimana jika tubuh si ular besar itu di jadikan tumpuan lompat jauh atau arti lain sebagai tolak peluru dan set… ia sudah mendarat di atas kemudian melarikan diri. Tetapi percobaan itu hanya bisa sekali. Ia akan selamat kalau berhasil. Kalau gagal? Ular terbangun dan segera mendesis marah lalu tanpa berpikir dua kali si ular akan memakannya hidup-hidup. Ah..

Tanpa disadari pak Mouci, diseberang sana ular besar oranye itu memperhatikan pak Mouci yang sedang menutup matanya di pojokan akuarium. Ini kesempatan besar bagi ular besar oranye uuntuk memakannya hidup-hidup tanpa pikir panjang ia langsung menuju ke pojokan tempat Pak Muci sedang berpikir sambil menutup matanya. Bahaya mengancam Pak Mouci. Pak Mouci saking seriusnya ia tidak mendengar suara apapun. Ia tetap fokus untuk berpikir. Inilah kesalahan Pak Mouci, ia membiarkan dirinya tanpa penjagaan dan persiapan apapun sedangkan ular besar oranye itu belum tertidur karena kekenyangan, masih menyantap makanannya. Tinggal beberapa meter lagi. Mulut ular besar oranye itu terbuka lebar dengan taringnya yang tajam dan mengkilap. Jaraknya tinggal sejengkal lagi, Pak Mouci masih menutup matanya. Tinggal beberapi senti lagi dan mulur ular besar oranye itu siap menggigit kapanpun. Dan…

“Eugrrrhhhhhhhhh……” tiba-tiba ular besar oranye itu bersendawa kekenyangan.

Pak Mouci membuka matanya. Ia ketakutan di depannya sudah ada ular besar oranye yang mau menerkamnya. Bau mulut sisa memakan bangkai tikus ular besar oranye tercium. Baunya menguar kemana-mana.

“Duh, perutku kenyang sekali. Entah kenapa. Kalau aku melanjutkan memakanmu perutku terasa mulas dan rasanya ingin muntah. Ah, aku tunda saja lah. Mending aku lanjutkan tidur nyenyak.” Katanya dengan muka meringis menahan muntah

“Tuan ular?” Pak Mouci memanggil. Ular besar oranye menoleh

“Ya, ada apa? Jangan macam macam. Aku sedang tidak mau berkejar-kejaran denganmu.”

“Tuan ular bolehkan aku bercerita suatu kisah dongeng sebagai pengantar tidurmu? Agar tidurmu nyenyak mendengar cerita barang dua menit sepertinya menyenangkan.”

“Kau tidak sedang membodohiku kan?”

“Sungguh tidak Tuan ular, aku hanya ingin suasana di antara kita tidak terlalu kaku lagi. Aku punya beberapa kisah menarik. Dongeng pengantar tidur untukmu.”

Ular besar oranye berpikir sejenak. Matanya yang tadi terlihat menyeramkan. Kini terlihat sayup-sayup sedih. Ada rona kesedihan di wajahnya.

“Aku sangat merindukan Ibu. Dulu waktu bersama Ibu, setiap malam sebelum tidur, ibu selalu menceritakan dongen untukku hingga aku tertidur lelap di pangkuannya. Aku rindu ibu. Tetapi tak mangapa aku sudah besar. Aku mandiri. Aku tidak butuh ibu lagi. Baiklah, saranmu boleh juga. Untuk mengenang ibuku kau boleh bercerita sebagai pengantar tidurku.”

“Baiklah Tuan Ular dengan senang hati. Eh tetapi sebelumnya apakah Tuan ular pernah mendengar dongeng Pied Piper of Hemelin?”

Si ular besar oranye berpikir sejenak. “Belum.” Jawab si ular besar oranye.

Kemudian pak Mouci mulai berdongeng cerita Pied Piper of Hemelin. Dongeng itu bercerita tentang seorang pekerja yang bekerja sebagai pengusir atau pembasmi tikus di sebuah kota dengan menggunakan serulingnya. Ia memainkan seruling sambil mengelilingi kota kemudian tikus-tikus itu dengan sendirinya akan terpikat dengan suara yang keluar dari seruling tersebut. Akhirnya tikus-tikus itu dengan bergerombol mengikuti pembasmi tikus itu kemana pun ia pergi. Pembasmi tikus itu membawanya pergi jauh untuk mengusir tikus-tikus yang meresahkan warga sekitar kota. Tetapi akhir cerita ini sangat tragis dan menakutkan. Bukan hanya tikus-tikus. Entah apa yang membuat seruling itu menjadi sangat mistis atau mempunyai kemenarikan sendiri. Seruling itu bukan hanya membawa tikus-tikus nakal tetapi juga membawa anak-anak yang sedang bermain di luar. Dan si pembasmi tikus itu membunuh 129 anak kecil. Menyeramkan. Baca kisah lengkapnya ya adek-adek

Di hari berikutnya. Si ular besar oranye sudah tidak selera lagi memburu pak Mouci untuk dijadikan santapan makan siang. Pak Mouci diminta berdongeng pengantar tidur. Pak Mouci berdongeng kisah ‘Hansel dan gretel’ kakak beradik yang heroik sambil petualang mengalahkan iblis, kemudian ‘Tiga Babi kecil’, ‘si kerudung Merah’ dan yang terakhir Pak Mouci bercerita tentang dirinya sendiri. Terseret banjir bandang saat mencari makanan untuk anak istrinya di rumah. Lalu terdampar jauh di rumah pemburu, kemudian terjebak di kandang ular besar dan hampir mati karena ditangkap pemburu untuk dijadikan santapan makan pagi hewan peliharaannya dan akhirnya tidak bisa pulang. Hanya Tuhan-lah yang menentukan apakah ia akan kembali pulang ke rumah anak istrinya atau pulang ke dalam perut hewan peliharaan si pemburu.

“Kasihan sekali hewan itu. Malang nasibnya.” Gumam si ular besar oranye saat Pak Mouci selesai menceritakan.

“Begitulah.” Kesedihan terpancar dari wajah Pak Mouci. Ia sangat merindukan Istri dan ketiga anaknya di rumah.

“Oi, tapi dari awal kau bercerita, kau tidak menyebutkan ia manusia atau hewan yang sedang tersesat hanya menyebutkan seorang bapak, anak, istri bla bla bla. Apakah ia hewan atau manusia? Kisah ini kau bilang jelas kisah nyata bukan dongeng.” Tanya si ular besar oranye dengan rasa ingin tahu.

“Bapak yang malang itu seekor hewan.”

“terus?”

“Seekor tikus” Pak Mouci menunduk dalam dalam

“Bagaimana kau bisa tahu? Apakah ia teman mu atau saudaramu?”

“Bukan Kedua-duanya”

“Lantas?”

“Itu Aku.”

“….” si ular besar oranye tidak kuasa untuk berkata-kata lagi.

***

Di sebuah ruang makan yang hangat. Angin menggerakan api sumbu lilin di atas meja makan. Angin malam dari timur. Musim kemarau akan datang. Bapak dari tiga anak itu tersenyum bahagia melihat anak-anaknya yang bertumbuh mulai besar menggemaskan makan dengan lahap. Istrinya mengambil piring, lalu mengambil lauk makan malam untuk suami tercinta dan meletakan di depan suaminya dengan lembut sambil menatap wajah suami tercinta.

“Ayo dimakan sayang.” Istrinya berkata lembut.

Suaminya yang bernama pak Mouci tersenyum manja. Senang di perhatikan oleh istrinya. Hari ini adalah hari terindah. Bagi Pak Mouci semua hari adalah terindah. Semua hari ia syukuri. Apapun yang terjadi. Mau susah atau pun senang ia harus bisa tersenyum selalu. Pelajaran hidup nomor satu. Tersenyum dikala apapun situasi yang terjadi menimpanya.

Seminggu yang lalu Pak Mouci kembali ke rumah kecil yang hangat itu dalam keadaan sangat baik dan sehat. Setelah mendengar cerita kisah nyata pengantar sebelum tidur si ular besar oranye menatapnya dengan iba. Lalu si ular besar memperbolehkan Pak Mouci pulang. Pak Mouci dibantu si ular besar oranye untuk keluar dari akuarium raksasa. Si ular besar oranye juga memberi tahu jalan pulang alternatis atau jalan pintas yang cepat menuju utara ke rumahnya. Si ular besar juga pun memberi tahu bahwa si pemburu mempunyai banyak simpanan makanan di laci dapur. Pak Mouci bisa mengambil untuk dibawanya pulang. Kebetulan si pemburu jam sembilan pagi pasti sedang ke hutan. Kemudian Pak Mouci berterima kasih kepada si ular besar oranye. Pamit pulang.

“Hey tunggu.” Si ular besar oranye berteriak memotong langkah Pak Mouci. “Kita belum berkenalan. Namaku Rino, senang bertemu dengan kamu tikus gendut. Hampir saja kau ku makan.” Si ular besar oranye tertawa.

“Senang juga bertemu dan tidur bersama denganmu Tuan Rino ular.” Pak Mouci berteriak agar terdengar. “Oh ya, namaku Amsakamouci. Panggil aku Pak Mouci karena aku sudah menjadi bapak dari anak-anakku.”

“Baiklah Pak Mouci. Salam untuk anak-anak dan istrimu dari paman Rino. Sampaikan maafku untuk mereka karena baru bisa mempulangkan bapaknya ke rumah.”

“Baik akan ku sampaikan.” Pak Mouci tersenyum haru. Kemudian berlari melanjutkan perjalanan pulang.

Tamat

Hal terkecil yang membuat bahagia orang tuamu.

Mungkin ada diantara kalian yang sering mempunyai masalah keluarga, entah itu berupa pertengkaran biasa atau serius. Bahkan hidup kalian menjadi tidak senyaman sewaktu masa kecil dulu. Hal ini biasa terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap orang tua kalian. Jangan hanya kalian yang ingin dimengerti, terkadang saat kita beranjak usia dewasa orang tua kita selalu khawatir dan yang dikhawatirkan malah menganggap tidak pedulia atas kecemasan mereka. Ketahuilah semakin tua ibu atau bapak kalian maka semakin suka orang tua kalian cerewet.

Beberapa faktor yang membuat kalian tidak pernah nyaman dengan orang tua kalian saat beranjak dewasa.

  • Kurang memperhatikan. Kemajuan teknologi tidak bisa disingkirkan dari kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam bidang komunikasi. Sekarang tidak perlu berkirim surat cukup lewat aplikasi chatting saat ini. Jika kalian sedikit saja memperhatikan orang tua saat kalian berpergian jauh, mereka akan selalu menghubungi kalian apapun situasi sehingga membuat kalian sangat terganggu.
  • Berpikiran negatif. Ini adalah faktor kedua setelah kurang memperhatikan. Pada saat umur 17 – 25 tingkat emosi secara spritual saat tinggi karena banyaknya beban pikiran dan masalah sedang banyak-banyaknya. Sebenarnya itu tidak ada sama sekali hubungan dengan mereka tapi kalian sendiri yang membuat mereka terlibat atas semua masalah dunia baru kalian.
  • Jarang berkomunikasi. Semakin sibuk kalian semakin lupa. Ya lupa sekali.

Ketiga faktor itu cukup sekali membuktikan bahwa kalian sangat keras kepala dan sok pintar akan mengerti semuanya. Zaman zudah berubah. Kalian seperti sudah mengerti akan banyak hal tetapi sesungguhnya egoisme dan kesombongan kalian telah menipu.

Jika kalian merasa, baik disini akan menjelaskan jawaban solusi dari ketiga masalah tersebut.

  1. Kurang memperhatikan. Mudah saja solusinya, kalian hanya perlu menghubungi mereka di waktu senggang. Waktu senggang bukan hanya untuk membuka aplikasi sosial media kalian yang tidak penting itu, bukan waktu untuk scroll status teman-teman anda seperti orang bodoh membuang buang waktu. Tapi cobalah untuk memperhatikan mereka dengan menghubunginya duluan. 10 menit cukup sekali untuk membuat hati mereka senang dengan bertanya apakah baik-baik saja disana? Sudah makan belum? Jaga baik-baik ya, dsb.
  2. Berpikiran negatif. Solusi ini cukup dengan membolak-balikan hati saja. Jika orang tua kalian berpikiran negatif kepada kalian maka jangan dibalas dengan sedemikian rupa. Balas dengan berpikiran sebaliknya, ceritakan hal-hal yang baik saja kepada mereka agar tidak berperasangka buruk lagi.
  3. Jarang berkomunikasi. Solusinya sederhana, cukup disaat waktunya pulang berkunjung kerumah berikan seluruh waktu kalian untuk membantu dirumah. Seperti membersihkan rumah, memasak dan mengajak mereka bercengkerama.

mengenai permasalahan keluarga yang dipermasalahkan oleh anak yang sedang merantau atau pergi jauh dari orang tua. Semoga permasalahan kalian jauh lebih sederhana lagi dengan selalu berpikir positif.

Tinggalkan komentar jika kalian membaca tulisan ini. Tuliskan kritik dan sarannya, jika perlu tulis hal hal yang kurang.

Jangan biarkan dirimu dikuasi oleh perasaan: Jadilah pengendali perasaan.

Artikel ini terinspirasi dari sang penulis Tere Liye

Untuk kalian yang sedang bosan setiap hari dikendalikan oleh perasaan(mood)

Di setiap harinya bahkan malah mengerjakan sesuatu tergantung kepada suasana hati. Bahkan membiarkan diri sendiri dikendalikan oleh perasaan. Jika sedang jelek perasaannya maka anda malas-malasan mending jika perasaan itu hinggap hanya sehari dua hari, bagaimana jika berminggu minggu? Berbulan bulan? Bahkan setahun? Jika itu terjadi berarti hidup itu sama sekali tidak ada manfaatnya, tidak berarti sama sekali.

Hidup adalah petualangan, setiap waktu sangat berharga bagi seorang petualang

Segeralah mengubah kebiasaan itu dengan trainning atau latihan menjadi diri anda sendiri kemudian kendalikan perasaan itu bukan perasaan dikendalikan oleh diri ini.

Jadilah pengendali perasaan dengan,

  1. Tetap melakukan aktivitas seperti biasa walaupun suasana hati sedang tidak bagus.
  2. Bersosialisasi dengan lingkungan.
  3. Jangan biarkan waktu terbuang begitu saja. Bila ada waktu kosong isilah dengan hobi atau aktivitas lainnnya.
  4. Poin penting, jangan terlalu sering membuka sosial media.